BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

Rabu, 02 September 2015

Technical analysis

ADRO: Efficiency is not the problem

1H15 results: Still struggling

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan pendapatan USD1.4bn pada 1H15,
menurun 17,4% dari tahun lalu. Meskipun ADRO berhasil melakukan efisiensi
dengan penurunan cost of revenue 12,8% (YoY), tetapi permintaan yang lemah
membuat laba kotor turun 30,8% (YoY) ke USD299mn. Margin laba kotor turun
4,2% (YoY) menjadi 21,4%. ADRO mencatat other expenses di 1H15 vs. other
income di 1H14 karena ada keuntungan dari penjualan investasi pada tahun 2014.
Laba bersih turun 28,9% menjadi USD119.2mn.

Efficiency amidst sluggish demand

ADRO telah merevisi pedoman produksi 2015 dari 56-58 MT menjadi 54-56 MT
karena kondisi pasar yang penuh tantangan. Pendapatan ADRO turun 17,4% YoY
di 1H15 karena pelemahan 6% volume penjualan YoY menjadi 26,6 MT dan juga
pelemahan 13% YoY ASP. Produksi ADRO di 2Q15 adalah 12,72 MT dan
menjadikan 1H15 menjadi 25,9 MT atau -7% YoY. Kondisi ini menunjukkan kepada
kita bahwa permintaan batubara masih lamban ditambah dengan pasokan yang
berlimpah membuat harga batubara masih di bawah tekanan. Menurut ADRO,
1H15 cash cost batubara ADRO (tidak termasuk royalti) turun 8% menjadi
USD29.15 per ton, di bawah guidance di USD31-33 per ton.

Economic slowdown dragging on coal outlook

Menurut ADRO, depresiasi mata uang dan pelemahan harga fuel membuat shortterm
cost menurun bagi produsen batubara. Biaya yang lebih rendah
memungkinkan produsen batubara utama untuk mempertahankan produksi dan
menyebabkan c.17% pelemahan harga global Batubara Newcastle di 1H15. Kami
berpikir bahwa pasokan batubara yang melimpah dan tanpa dukungan dari sisi
permintaan masih akan menghantui prospek batubara.
























Local flashes

BBCA: Roda ekonomi berjalan pelan, BCA menunda akuisisi. Hasrat Bank Central Asia (BCA) menambah anak usaha tidak bakal terwujud di tahun ini. Setelah lama menimbang, BCA bertekad bulat menunda rencana akuisisi bank hingga tahun depan. Keputusan ini lebih cepat dari rencana awal BCA yang tadinya akan memutuskan kepastian akuisisi di September 2015. Kondisi ekonomi Tanah Air yang tumbuh melambat menjadi alasan utama bank dengan sandi saham BBCA ini. "Sepertinya tunggu tahun depan saja. Kami lihat situasi ekonomi dulu, baru pilih banknya," ungkap Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. (Kontan)

TOTL: Total capai 60% target kontrak baru 2015. Sepanjang delapan bulan pertama tahun ini, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) merealisasikan 60% dari target kontrak baru tahun ini. Kendati demikian, emiten konstruksi swasta ini masih tetap mempertahankan target yang dipatok sejak awal tahun. Sekretaris Perusahaan TOTL, Mahmilan mengatakan hingga Agustus perseroan telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,8 triliun atau 90% dari target Rp 3 Triliun. (Kontan)

ADRO: Adaro memangkas target produksi batubara. Prospek bisnis batubara masih kelam di tahun ini. Walhasil, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memangkas target produksinya. Hingga semester pertama tahun ini, volume penjualan ADRO menyusut 6% year-on-year (yoy) menjadi 26,6 juta ton karena seretnya permintaan batubara. Sementara produksi batubara ADRO menurun 7% (yoy) menjadi 25,9 juta ton di semester I 2015. Kondisi tersebut menyebabkan manajemen ADRO realistis dengan menurunkan target produksi batubara hingga akhir tahun ini menjadi 54 juta ton hingga 56 juta ton. (Kontan)

BSDE: Bumi Serpong Damai (BSDE) Siap Buyback Hingga Rp2 Triliun. PT Bumi Serpong Damai Tbk. mengalokasikan dana hingga Rp2 triliun untuk melakukan pembelian saham kembali atau buyback. Seperti disebutkan dalam keterangan resmi, jumlah nominal tersebut akan digunakan untuk membeli saham sebanyak-banyaknya 7% dari modal disetor perseroan, atau paling banyak 1,34 miliar saham. (Bisnis Indonesia)

ACST: Hingga Agustus, kontrak baru ACST tumbuh tajam. Kinerja PT Acset Indonusa Tbk (ACST) tampaknya akan semakin menggeliat setelah bergabung dalam grup Astra. Lihat saja, dalam delapan bulan pertama tahun ini perseroan telah berhasil merealisasikan 85,6% target kontrak barunya. Hingga akhir Agustus 2015, emiten kontruksi swasta ini berhasil mengantongi kontrak baru Rp 2,14 triliun atau setara dengan 85,6% dari target yang dipatok perseroan tahun ini yakni sebesar Rp 2,5 triliun. "Pencapaian ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh signifikan," kata Maria Cecilia, Sekretaris Perusahaan ACST. (Kontan)

SMBR: Semen Baturaja Bukukan Penjualan 922.408 Ton. Perusahaan semen, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. membukukan penjualan semen 922.408 ton Januari-Agustus 2015 atau meningkat 29% dibandingkan dengan 714.863 ton pada periode yang sama 2014. Secara khusus, pada Agustus 2015, emiten berkode saham SMBR itu menjual semen 150.155 ton atau meningkat 45,6% dibandingkan dengan 103.107 ton pada periode yang sama 2014. (Tempo)

BBRI: Kredit Mikro BRI Tumbuh 15%, NPL Naik 19 Bps. Pertumbuhan kredit mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di atas pertumbuhan kredit secara keseluruhan di tengah perlambatan ekonomi global dan domestik. Corporate Secretary BRI Budi Satria menuturkan kredit mikro merupakan segmen kredit yang tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap barang impor, sehingga tidak terlalu terpengaruh atas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di segmen ini kendati mengalami peningkatan, namun masih tetap terjaga, yakni di level 1,60% atau naik 19 basis poin (bsp) dari NPL Juni 2014 yang sebesar 1,41%. (Bisnis Indonesia)




Technical analysis

View from the Charts

Mengawali sesi perdagangan di bulan September ini, IHSG melorot hingga -2.2% tergelincir keluar dari area 4,500. Di akhir sesi perdagangan kemarin IHSG ditutup pada level 4,412.5 tergerus mendekati 100 basis poin, mengikuti koreksi pada bursa-bursa utama regional maupun global. Sektor aneka industri dan keuangan menjadi lokomotif pelemahan IHSG masing-masing melemah 3.3% dan 3.1% (ASII, BBRI, BMRI), mengakibatkan gagal bertumpu pada area 4,475-4,478 downtrend support.

Investor asing melakukan penjualan senilai IDR233.5bn dengan melepas sejumlah saham unggulan, sebagaimana tersebut di atas. Secara umum, kondisi pasar relatif sepi dengan tercatat total nilai perdagangan hanya sebesar IDR3.8tr dibandingkan akhir pekan lalu yang ditutup dengan total perdagangan IDR6.3tr.

Dengan munculnya death-cross pada titik 71.8 overbought stochastic, maka IHSG diperkirakan cenderung melanjutkan pelemahan dengan menguji support 4,390. Terbuka pula probabilita untuk menguji support celah harga 4,237-4,295, apabila IHSG gagal untuk bertahan pada support 161.8% Fibonacci retracement 4,394.






Stocks on our focus list

PT Indah Kiat Pulp&Paper, Tbk (INKP)

Diperdagangkan pada titik 50.0 oversold stochastic. INKP yang pada perdagangan kemarin ditutup menguat 1.9% dilevel harga IDR795, masih memiliki ruang untuk melanjutnya penguatan. Sejak berhasil melakukan pembalikan arah pada titik terendah yang tercipta pekan lalu, INKP terkendala untuk penetrasi resistensi kuat IDR820.

Dengan demikian peluang swing positif yang mungkin tercipta dari sisa ruang penguatan akan mendorong INKP menguji resistensi harga IDR820. Selanjutnya perketat stop loss harga pada titik terendah 2015 di IDR755, serta manfaat swing pada area IDR765-825.





























PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG)

Dominasi aksi jual yang dilakukan oleh sejumlah investor, mensisakan doji pada penghujung sesi perdagangan yang menekan laju pergerakan TBIG yang melemah -1.7% dan ditutup pada level IDR7,050.

Untuk dapat kembali bertumpu pada target ascending triangle IDR7,780, dalam area distribusi positif MACD serta notasi positif PSAR, TBIG diharapkan mampu melakukan penetrasi resistensi harga terdekat di IDR7,175. Dengan tetap memperketat stop-loss harga IDR6,775, para investor dapat memanfaatkan momentum swing hari ini di IDR6,910-7,250






























PT Summarecon Agung, Tbk (SMRA)

Bargain hunting sejumlah investor asing sepanjang perdagangan kemarin, menciptakan munculnya notasi positif pada PSAR yang diharapkan mampu mendorong SMRA membentuk golden cross MA(5,20) di area IDR1,695-1,720. Untuk mewujudkan hal tersebut, SMRA diharapkan mampu melakukan penetrasi resistensi terdekatnya di level harga IDR1,650.

Trading buy dalam rentang harga IDR1,580-1,700 memiliki momentum yang cukup baik, dengan tetap memperketat stop-loss IDR1,550-1,555.





KDB Daewoo Securities Indonesia Research

Sektor Manufaktur

Ditutup mendekati area161.8% Fibonacci retracement 1,095-1,100 setelah melakukan reversal pada basis support 998-1,010, indeks manufaktur mensisakan ruang penguatan pada titik 44.8 oversold trading stochastic.

Dengan mencermati stop-loss 1,094 dalam intraday 10-20mnt, manfaatkan peluang swing positif dengan beberapa saham pilihan seperti ICBP, ROTI.



Sektor Industri Dasar

Sebagaimana halnya sektor manufaktur, industry dasar mencoba bertahan pada 161.8% Fibonacci retracement sebagai support. Dimana pada perdagangan kemarin tersungkur -1.9%. dan ditutup pada level 352.2

MACD, dan PSAR, merupakan katalis positif dari indikator yang ada, yang masih memberikan ruang penguatan untuk kembali menguji penetrasi resistensi terdekat pada level 359.7. Yang masih harus diwaspadai adalah celah support 342.7-345.8 dan 330.3-331.5 dengan memperketat stop loss 326.6.
Swing negatif yang mungkin terjadi, merupakan ruang akumulasi pada indeks tersebut. Cermati pula sejumlah saham pada sektor tersebut yang potensi penguatan seperti, CPIN dan JPFA.





Kamis, 06 Agustus 2015

Technical analysis

View from the Charts

Sebagaimana diketahui, BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II (2Q15) ini hanya tumbuh 4.67% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di kuartal I (1Q15). Sementara pada perdagangan kemarin IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 1.5%, dan ditutup menembus resistensi 4,850 di 4,851, selanjutnya menjadi support pergerakan bagi IHSG. Disaat yang bersamaan, para investor asing melakukan penjualan dengan nilai bersih sebesar IDR188.9bn di seluruh papan perdagangan.

Secara teoritis kondisi overbought mencerminkan bahwa nilai indeks relatif tinggi, dan pergerakan selanjutnya akan diwarnai oleh potensi tekanan jual maupun aksi ambil untung. Dengan demikian kami perkirakan IHSG hari ini akan bergerak fluktuatif dengan berbasis support distribusi 4,820-4,850.

Meskipun demikian, perburuan terhadap saham-saham yang masih dalam area oversold trading cukup mampu mempertahankan posisi IHSG untuk berada pada distribusi 4,820-4,890.






Stocks on our focus list

PT Astra International, Tbk (ASII)

ASII pada perdagangan kemarin berhasil membukukan kenaikan 2.6% ditutup pada level harga IDR6,800, dengan total nilai saham yang diperdagangkan 76.3% lebih besar dibandingkan hari sebelumnya atau tumbuh 40.1% lebih tinggi dari rerata yang diperdagangkan selama 20hr.

Pada posisi overbought 87.5 dengan arah positif serta memiliki potensi perpotongan positif pada MA(5,20) memberikan ruang bagi ASII untuk melanjutkan penguatan menguji resistensi berikut pada level harga IDR6,900.

Kami perkirakan ASII akan mencoba bergerak dalam rentang positif IDR6,800-6,950.




PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (ICBP)

Golden cross MA(5,20) refleksi kenaikan harga ICBP kemarin, membuka ruang bagi saham emiten tersebut untuk melanjutkan uji resistensi berikutnya di level harga IDR12,700. ICBP mencatatkan kenaikan 0.6% dan berhasil melakukan penetrasi resistensi IDR12,600 ditutup pada level harga IDR12,6275 pada overbought 96.8%.

Kami perkirakan perdagangan hari ini, INCO akan bergerak dalam rentang harga IDR248-265.




PT Wijaya Karya(Persero), Tbk (WIKA)

WIKA mencatatkan kenaikan 1.1% dengan total saham diperdagangkan 187.4% lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya. Tendensi arah positif MA (5,20) pada oversold 27.9 stochastic di harga IDR2,680, mencerminkan terbuka ruang bagi WIKA untuk melanjutkan penguatannya menguji resistensi berikut di IDR2,775.

Kami perkirakan WIKA akan bergerak mix-positif dalam rentang harga IDR2,650-2,800.





Daily News

Local flashes


Economy: Kuartal II, ekonomi Indonesia tumbuh 4,67 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan-II 2015 mencapai 4,67 persen secara tahunan. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi triwulan-I tercatat 4,7 persen. Kepala BPS Suryamin mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan-II 2015 tumbuh 4,67 persen secara tahunan bila dibanding triwulan-II 2014, dan tumbuh 3,78 persen bila dibandingkan dengan triwulan-I 2015. (Kompas)

WTON: Wika Beton Kantongi Kontrak Baru Rp1,35 Triliun. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau Wika Beton membukukan kontrak baru sebesar Rp 1,35 triliun selama semester I-2015. Kontrak tersebut setara 33,7% dari target tahun ini Rp 4 triliun. Anak usaha BUMN konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) itu tetap optimistis mencapai target hingga akhir tahun ini. Investor Relations Wika Beton Yushadi mengatakan, perolehan kontrak baru masih didominasi proyek dari swasta yang mencapai hampir Rp 1 triliun. (Investor Daily)

PPRO: Luncurkan Dua Produk Baru, PP Properti Bidik Penjualan Rp11 Triliun. PT PP Properti Tbk (PPRO) bakal meluncurkan dua proyek baru pada semester II-2015. Perseroan menargetkan mampu meraih penjualan senilai total Rp 11 triliun. Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PP Properti Indaryanto mengatakan, bulan ini perseroan akan meluncurkan tower pertama dari apartemen The Ayoma Serpong. Nantinya, akan terdapat dua tower dengan total 1.200 unit. (Investor Daily)

WSKT: Waskita Siapkan Rp 13 Triliun untuk Akuisisi Dua Ruas Tol. PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan tertarik mengambil alih pembangunan dua ruas tol mangkrak yaitu Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, M Choliq mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan segala aspek untuk persyaratan pengambil alihan tersebut, termasuk dalam hal keuangan. Pembiayaan pengambilalihan dua ruas tol berasal dari internal dan pinjaman beberapa bank. (Liputan 6)

BIPI: Laba bersih BIPI merosot hingga 91,5%. Emiten yang bergerak di bidang logistik dan infrastruktur energi PT Benakat Integra Tbk (BIPI) mengalami perlambatan cukup dalam selama paruh pertama tahun 2015. Secara tahunan, laba bersih perseroan merosot hingga 91,5%. Perseroan hanya mampu mengantongi laba bersih sebesar US$ 3,2 juta atau anjlok 91,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 37,7 juta. Alhasil, laba bersih per saham turun menjadi US$ 0,00009 dari US$ 0,001034 per saham. (Kontan)

KIJA: Pembangkit listrik topang Pendapatan KIJA paruh I. Pembangkit listrik menjadi penopang utama pendapatan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) selama enam bulan pertama tahun ini dengan menyumbang kontribusi 49,8%. Perseroan meraup pendapatan Rp 1,47 triliun atau naik tipis 2,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,42 triliun. Sementara pendapatan dari pembangkit listrik mencapai 7,33,5 miliar atau memberi sumbangsih 49,8% terhadap total pendapatan perseroan. (Kontan)

SIPD: Sierad Produce masuk ke bisnis olahan daging sapi. Perusahaan pakan ternak terintegrasi, PT Sierad Produce Tbk (SIPD) akan melebarkan bisnis usahanya dalam bisnis olahan daging sapi. Hal itu dilakukan pasca sebagian saham perseroan dibeli Grup Gunung Sewu melalui anak usahanya PT Great Giant Pineapple (GGP). Bisnis olahan daging sapi ini sudah mulai direalisasikan pada semester I-2015 dan akan terus dikembangkan. Direktur Utama Sierad Produce Eko Putro Sandjojo mengatakan akan mengembangkan brand sendiri untuk produk olahan sapi dengan merek Belfoods, dan kemudian menjajaki kerjasama dengan sejumlah restoran cepat saji seperti McDonald's dan Burger King. (Kontan)



Daily News

2Q15 GDP comes in as expected

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 (2Q15) tercatat pada 4,67% YoY,
lebih rendah dibandingkan dengan posisi kuartal II-2014 (2Q14) pada 5,03%, dan juga lebih
rendah dibandingkan dengan posisi kuartal I-2015 (1Q15) pada 4,72% (lihat tabel di
bawah). Berikut adalah komentar kami:

• Pertumbuhan konsumsi swasta melambat pada 2Q15 menjadi 4,97% YoY,
dibandingkan dengan posisi 1Q15 pada 5,01%. Pelambatan ini
mencerminkan dampak bersih dari baik pelemahan penjualan mobil dan
motor, maupun peningkatan konsumsi swasta menjelang Idul Fitri. Secara
kuartalan, konsumsi swasta bertumbuh sebesar 1,1% QoQ, meningkat
kembali setelah biasanya melambat pada kuartal I. Konsumsi swasta
mempertahankan dominasi pada ekonomi Indonesia, tidak hanya tumbuh
lebih tinggi YoY dibandingkan dengan pertumbuhan PDB (masing-masing,
4,97% YoY vs. 4,67% YoY), tetapi juga memberikan kontribusi tertinggi
pada tingkat pertumbuhan keseluruhan pada 2Q15, pada 2,66%.

• Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 2,28% YoY di 2Q15 vs. 2,71% di
1Q15. Pertumbuhan yang lebih rendah ini mencerminkan fakta bahwa
realisasi pengeluaran pemerintah mencapai 39.0% dari total target
IDR1.984tr pada paruh pertama 2015, lebih rendah dibandingakan
pencapaian realisasi pada paruh pertama 2014, sebesar 41.2%.

• Pembentukan modal tetap domestik bruto tumbuh sebesar 3,55% YoY di
2Q15, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 4,29%
YoY di 1Q15. Korporasi masih mencermati kelangsungan proses
pemulihan ekonomi global, sebelum kembali menggelontorkan investasi,
menurut pandangan kami.

• Pertumbuhan impor melemah sebesar 6,85% YoY di 2Q15, dibandingkan
dengan -2,27% YoY di 1Q15. Investasi yang melambat telah menurunkan
permintaan produk impor bahan baku dan penolong, dan barang modal,
yang merupakan 88% dari total impor Indonesia pada Juni lalu.




Rabu, 05 Agustus 2015

Daily News

Technical analysis

View from the Charts

Profit taking yang dilakukan oleh para pelaku pasar, terutama investor asing pada perdagangan kemarin telah menekan laju pergerakan IHSG yang melemah -0.4% dan ditutup pada level 4,781. Perhatian para investor kini terpusat pada penantian realisasi data pertumbuhan ekonomi, yang rencananya akan diumumkan hari ini oleh pemerintah.

Investor asing membukukan nilai penjualan bersih sebesar IDR531.8bn, diseluruh papan perdagangan. Total nilai yang diperdagangkan kemarin tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan hari sebelumnya, yaitu sebesar IDR4.7tr dari total 4.6bn saham yang diperjual belikan.
Meskipun dalam tekanan pelemahan, perburuan terhadap saham-saham yang masih dalam area overbought trading cukup mampu mempertahankan posisi IHSG pada basis support area distribusi 4,720-4,750.

Kami perkirakan IHSG pada perdagangan hari ini akan mencoba bergerak dalam rentang 4,720-4,825.







Stocks on our focus list

PT Aneka Tambang(Persero), Tbk (ANTM)

Perburuan terhadap ANTM seiring laporan pertumbuhan keuangan perusahaan yang baik, telah mendorong saham emiten tersebut melonjak 24.2% pada perdagangan kemarin dan ditutup pada level harga IDR595.

Akibat lonjakan harga tersebut, posisi oversold 8.3% melambung hingga menyentuh puncak area overbought 100%. Jumlah saham yang diperdagangkan pun melonjak 311.7% dibandingkan hari sebelumnya, bahkan 758.8% lebih tinggi dari rata-rata jumlah saham yang diperdagangkan selama 20hari.

ANTM harus melewati resistensi IDR627 untuk mencapai target retracement IDR667, dengan tetap memperketat stop-loss IDR479 untuk mengantisipasi apabila pergerakan harga justru cenderung kembali pada retracement 23.6%-nya di IDR506 sebagai basis support hari ini.





PT Vale Indonesia, Tbk (INCO)

INCO merupakan salah satu saham pada sektor pertambangan yang mencetak keuntungan cukup besar serta menahan laju tekanan pelemahan terhadap IHSG. INCO mencatatkan kenaikan 9.4% ditutup pada level harga IDR2,105, dengan lompatan posisi dasar oversold stochastic hingga mencapai overbought trading 55.4% sekaligus mendorong INCO mendekati resistensi retracement IDR2,178.

Kami perkirakan perdagangan hari ini, INCO akan bergerak dalam rentang harga IDR248-265.




PT Tambang Batubara Bukit Asam(Persero), Tbk (PTBA)

PTBA pada perdagangan kemarin membukukan kenaikan 5.1% dan ditutup pada level harga IDR6,250. Pembalikan arah pada oversold 7.4% di level harga IDR6,000, membuka peluang bagi saham emiten tersebut untuk bergerak dalam area distribusi koreksi normalnya di IDR6,100-7,300.
Kami perkirakan PTBA akan bergerak flat-positif dalam rentang harga IDR6,200-6,500.



Daily News

Local flashes

SSIA: Surya Internusa Pangkas Target Penjualan Lahan Industri. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) merevisi turun target penjualan ahan industri dari sebelumnya 60 ha menjadi 20 ha tahun ini. Pemangkasan target dipicu ekspektasi perlambatan ekonomi nasional tahun ini. "Kami baru mencatatkan penjualan lahan industri seluas 6,9 ha sampai semester I-2015 di Karawang dan Purwakarta, Jawa Barat. Sedangkan harga jualnya bertumbuh sekitar 23,5% dari US$ 127,7 meter persegi," jelas manajemen Surya Internusa.(Investor Daily)

MYRX: Hanson International Akuisisi Perusahaan Properti Rp800 Miliar. PT Hanson International Tbk (MYRX) mengakuisisi dua perusahaan properti senilai Rp 800 miliar untuk menambah lahan seluas 1.000 ha di Tangerang dan Maja, Banten. Perseroan akan membangun kota mandiri di kedua kota tersebut. Presiden Direktur Hanson International, Benny Tjokrosaputro mengatakan, dana akuisisi berasal dari hasil divestasi dua anak usahanya di bidang energi dan tambang yang tidak produktif, yakti PT Binadaya Wiramaju dan PT De Petroleum International (DPI). (Investor Daily)

WIKA: Wijaya Karya dan KS Jajaki Power Plant US$1,5 Miliar. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menjajaki pembangunan pembangkit listrik (power plant) berkapasitas 2x500 megawatt (MW) di Banten. Nilai proyek tersebut ditaksir mencapai US$ 1,5 miliar. Direktur Keuangan Wika Aji Firmantoro mengatakan, nilai investasi 1 MW diperkirakan mencapai US$ 1,5 juta. Pihaknya memprediksi feasibility study proyek power plant tersebut ditargetkan rampung pada tahun ini. (Investor Daily)

PTBA: Bukit Asam beli teknologi konversi batubara AUD 50 juta. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membangun pabrik teknologi energi batubara dengan menggandeng Ignite Energi Ltd di Australia yang memiliki teknologi coal liquefaction dan coal upgrading. Konsolidasi teknologi energi ini untuk mendukung bisnis perusahaan pada bidang batubara yang sedang surut. “Kami akan menginvestasikan dana sekitar AUD 40 juta-AUD 50 juta untuk pembangunan pabrik teknologi energi ini,” kata Achmad Sudarto, Direktur Keuangan Bukit Asam. PTBA, lanjut Achmad, hanya membeli lisensi teknologi asal Australia tersebut bukan membeli aset perusahaan. (Kontan)

SILO: Siloam bidik pertumbuhan laba bersih 50%. Setelah menorehkan performa yang memuaskan selama paruh pertama tahun ini, emiten rumah sakit PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) melakukan revisi naik terhadap target kinerja tahun ini. Tak tanggung-tanggung, tahun ini anak usaha Lippo group ini membidik pertumbuhan laba bersih hingga 50%. Dengan target tersebut, SILO berharap bisa mengantongi laba bersih Rp 93,37 miliar tahun ini. Sementara pendapatan ditargetkan tumbuh 34%-38% dari tahun lalu menjadi Rp 4,47 triliun hingga Rp 4,6 triliun. (Kontan)

INAF: Indofarma akan naikkan harga jual 10%-15% di semester 2. Kinerja yang tak sesuai harapan mendorong PT Indofarma Tbk (INAF) mengkaji kenaikan harga jual. Emiten farmasi pelat merah ini berharap bisa mengerek harga jual rata-rata sekitar 10% sampai 15%. Menurut Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF, perusahaan ini sudah mengajukan usul kenaikan harga obat generik ke Kementerian Kesehatan. "Namun untuk menjamin kelangsungan obat, kenaikan ini harus hati-hati sekali," kata Yasser. (Kontan)

JSMR: Jasa Marga akan tambah dua tol. PT Jasa Marga Tbk terus menyambung pembangun jalan bebas hambatan atau jalan tol untuk meningkatkan kinerja. Reynaldi Hermansyah, Direktur Keuangan Jasa Marga mengatakan, akan mengoperasikan kembali dua ruas tol baru di pulau Jawa pada akhir tahun ini demi mendongkrak pendapatan bisnis pada tahun mendatang. “Kami akan operasionalkan 2 tol baru pada akhir kuartal III dan awal kuartal IV,” kata Reynaldi, kemarin. Adapun, dua ruas tol yang akan operasional pada akhir tahun ini adalah Tol Gempol-Pasuruan untuk Gempol-Rembang sepanjang 13,9 km, dan Tol Surabaya-Mojokerto ruas Krian-Mojokerto sepanjang 18,5 km. (Kontan)

Daily News

Impact of Indonesia’s infrastructure budget

Dari awal tahun ini, anggaran infrastruktur selalu menjadi perhatian. Karena
kenaikkan anggaran infrastruktur yang signifikan (+c.63% dari IDR177.9tr di APBNP
2014 menjadi IDR290.3tr di APBN-P 2015), kami percaya hal itu akan menaikkan
belanja infrastruktur. Jika kita melihat pada komposisi anggaran infrastruktur,
budget terbesar adalah Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat
(Kementerian PU - Pera) dengan c.36% dari anggaran infrastruktur 2015. Oleh
karena itu, kami biasanya menggunakan realisasi anggaran dari Kementerian PUPera
untuk melihat seberapa jauh penyerapan anggaran infrastruktur.

Sayangnya, realisasi anggaran Kementerian PU-Pera tidak sebagus seperti yang
diharapkan. Menurut beberapa laporan pers, penyerapan anggaran Kementerian
PU-Pera hanya c.IDR17.5tr dari IDR118.5tr untuk keseluruhan anggaran. Hal ini
dilaporkan oleh Menteri PU-Pera dalam Sidang Paripurna tentang serapan dana
APBN pada tanggal 2 Juli 2015.
Secara keseluruhan, realisasi anggaran APBN-P 2015 untuk 1H15 adalah sebagai
berikut:

• Realisasi pendapatan pemerintah 39,6% atau IDR697.4tr dari target
IDR1,761.6tr. Realisasi ini lebih lambat dari tahun lalu di 42,8% dari target
atau IDR712.7tr.

• Realisasi belanja pemerintah 39,0% atau IDR773.9tr dari target
IDR1,984.1tr. Dalam hal tingkat penyerapan, realisasi ini lebih lambat dari
tahun lalu di 41,2%. Namun, dalam hal jumlah, realisasi ini lebih banyak
dari tahun lalu di IDR759.9tr

Penyerapan yang lambat ini tercermin dalam kinerja ADHI, WSKT, WIKA dan PTPP.
Berikut adalah beberapa update dari perusahaan-perusahaan tersebut:

PT Adhi Karya (Persero) Tbk - ADHI membukukan kontrak baru IDR6.1tr di 1H15,
mewakili 32,6% dari target 2015 (IDR18.7tr). ADHI 1H15 net profit naik 17,6% dari
IDR59.9bn (1H14) ke IDR70.4bn (1H15). Pendapatan dari Kementerian PU
menyumbang 10,5% vs 15,5% tahun lalu.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk - WSKT membukukan kontrak baru IDR9.9tr di
1H15, mewakili c.42.3% dari target 2015 (IDR23.4tr). WSKT 1H15 net profit naik
signifikan dari IDR60.9bn di 1H14 menjadi IDR171.6bn di 1H15.

PT Wijaya Karya Tbk - WIKA membukukan kontrak baru IDR10.6tr pada minggu
pertama bulan Juli, mewakili 33,5% dari target IDR31.6tr. Kinerja WIKA 1H15
kurang memuaskan. Laba bersih turun 29,1% dari IDR282.7bn (1H14) menjadi
IDR200.5bn di 1H15.

PT PP (Persero) Tbk - PTPP membukukan kontrak baru c.IDR13.5tr di 1H15,
mewakili 49,8% dari target untuk 2015 (IDR27tr). Kinerja PTPP 1H15 masih dalam
limited review.



Selasa, 04 Agustus 2015

Daily News

Minim Sentimen, Saham Asia Variatif

Posted By: Nizar Hilmy Posted date:
Saham Asia bergerak variatif hari ini dengan sebagian masih mengalami tekanan menyusul kejatuhan Wall Street dan di tengah minimnya sentimen baru.
TSE 4Semalam, Wall Street tak berdaya akibat kejatuhan harga minyak ke level terendah dalam enam bulan, yang menghantam saham energi. Data ekonomi AS juga tidak menggembirakan, di mana pembelanjaan konsumen mencatat kenaikan terendah dalam empat bulan dan pertumbuhan sektor manufaktur melambat. Selain itu, data manufaktur dari China menimbulkan kekhawatiran soal prospek ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Diliputi serangkaian faktor negatif, investor di kawasan regional belum punya cukup alasan untuk kembali melakukan pembelian. Sepertinya, pelaku pasar menunggu even penting terjadwal minggu ini. Rapat beberapa bank sentral dan data ketenagakerjaan AS bakal menjadi perhatian penting pasar. Hari ini, Bank Sentral Australia (RBA) menggelar rapat, diikuti oleh BOE Kamis nanti. Data payroll AS diumumkan Jumat nanti, menjadi pengukur prospek kebijakan moneter the Fed.
Indeks Nikkei flat setelah sempat jatuh 0,3%. Laporan keuangan emiten belum mampu memberi dorongan berarti. Diantara yang jatuh, saham eksportir seperti Toyota Motor dan Panasonic. Indeks Kospi menguat 0,43% hari ini menyusul rebound-nya saham teknologi dan keuangan. Saham teknologi membaik, dengan Samsung Electronics menanjak 0,77%.
Indeks Hang Seng melemah 0,35% di tengah absennya berita positif. Kejatuhan Wall Street dan kekhawatiran soal ekonomi China, serta masih rapuhnya sentimen, indeks diperkirakan kesulitan menanjak signifikan. Tapi indeks Shanghai menguat 1%, bisa membantu saham Hopng Kong. Di Australia, indeks All Ordinaries menguat 0,7%. Indeks Singapura STI melemah 0,23%. Di Indonesia, IHSG merosot 0,23%.

Daily News

Rekomendasi Saham

IHSG Bisa Kembali Melemah

Angga Aliya - detikfinance
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat naik-turun antara zona merah dan hijau sebelum berakhir stagnan. Indeks hanya turun tipis 2 poin di awal pekan ini.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (3/8/2015), IHSG ditutup menipis 2,347 poin (0,05%) ke level 4.800,182. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 1,957 poin (0,24%) ke level 815,054.

Wall Street ditutup negatif pada perdagangan Senin awal pekan. Ini dikarenakan turunnya harga minyak yang mendorong saham-saham energi ikut lesu. Serta data manufaktur di China yang menimbulkan kekhawatiran.

Indeks Dow Jones turun 0,52% ke 17.598,2. Indeks S&P 500 turun 0,28%) ke 2.098,04. Indeks Nasdaq turun 0,25% ke 5.115,38.

Hari ini IHSG diperkirakan bisa bergerak di zona merah jika melihat sentimen yang bergerak. Investor menanti laporan keuangan emiten yang diharapkan bisa mengubah arah perdagangan.

Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:


  • Indeks Nikkei 225 menipis 15,55 poin (0,08%) ke level 20.532,56.
  • Indeks Straits Times berkurang 4,61 poin (0,14%) ke level 3.188,18.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
First Asia Capital
IHSG kemarin bergerak bervariasi di tengah minimnya insentif positif di pasar. Aksi beli selektif terutama melanda saham emiten bank BUMN berkapitalisasi besar seperti saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang kemarin menguat 4,5%. Sedangkan aksi ambil untung terutama melanda saham sektor konsumsi, perdagangan, dan pertambangan.
IHSG akhirnya ditutup relatif flat melemah 2 poin di 4.800,182. Penguatan lanjutan IHSG tertahan setelah pasar kawasan Asia kemarin cenderung bergerak di teritori negatif.

Sentimen negatif kawasan Asia kemarin dipicu data manufaktur China yang kembali mengindikasikan perlambatan ekonomi negara tersebut. Indeks Caixin Final Manufacturing China Juli lalu turun ke 47,8 terendah sejak Juli 2013.

Dari domestik data inflasi Juli sebesar 0,93% secara bulanan dan 7,26% (yoy) cenderung direspons positif karena sudah diperkirakan sebelumnya. Pasar memperkirakan inflasi ke depan cenderung akan turun pasca Idul Fitri. Saat ini pasar tengah menanti data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal dua yang diperkirakan masih di bawah 5% namun lebih tinggi dari kuartal pertama sebesar 4,7% (yoy).

Sementara Wall Street tadi malam bergerak di teritori negatif setelah harga komoditas kembali anjlok menyusul meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi setelah aktivitas manufaktur China Juli lalu kembali mengalami kontraksi. Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,52% dan 0,28% tutup di 17.598,20 dan 2.098,04. Harga minyak mentah di AS kembali anjlok 3,81% di US$ 45,72/barel.

Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi namun cenderung terkoreksi menyusul minimnya insentif positif. Pasar juga mencermati pergerakan rupiah atas dolar AS yang sudah menembus level Rp 13.500 per US$, IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.770 dan resisten di 4.830.

OSO Securities
Awal pekan ini IHSG ditutup melemah tipis di tengah pelemahan yang terjadi pada mayoritas bursa Asia. Riilisnya data Caixin China PMI yang turun menjadi 47.8 dari sebelumnya 48.2, menjadi salah satu katalis yang mampu menyeret Bursa China ke dalam zona merah, sehingga memberikan sentiment negative kepada bursa Asia lainnya. IHSG melemah sebesar 0.05% atau turun ke level 4,800.18. Rilisnya data inflasi bulan Juli yang masih terkendali sebesar 0.93% MoM atau 1.26% YoY tidak mampu menggerakkan IHSG lebih tinggi. Hampir seluruh indeks sektoral mengalami pelemahan, kecuali sector Basic Industry, Property dan Finance. Pelaku pasar asing mencatatkan net buy sebesar Rp 327.99 miliar.

Sementara itu, Bursa Wall Street ikut menjadi imbas dari penurunan yang terjadi pada bursa China, pelaku pasar khawatir terhadap perekonomian China yang semakin menunjukkan tren perlambatannya. Selain itu personal income US yang masih rendah sebesar 0.4% dari sebelumnya 0.5% ikut menjadi katalis negatif pada perdagangan kemarin.

Berbeda dengan bursa Eropa yang ditutup variatif dengan kecenderungan menguat. Rilisnya data Markit Manafacturing PMI kawasan Eropa sebesar 52.4 atau berada di atas ekspektasi pasar yang hanya 52.2, semakin memberikan optimisme pelaku pasar bahwa kondisi Eropa kian membaik.

Pada perdagangan hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas ditengah masih tingginya nilai tukar rupiah atau masih berada di atas 13.500. Secara technical IHSG berada di area lower Bollinger band. Indikator MACD Histogram membentuk pola goldencross diikuti dengan penguatan volume. Selain itu indikator stochastic oscilator terus melanjutkan penguatannya disertai indikator MFI yang semakin menguat. Kami perkirakan hari ini IHSG akan bergerak pada kisaran 4780 – 4840.


Link news  http://finance.detik.com/read/2015/08/04/085238/2982448/6/1/ihsg-bisa-kembali-melemah