Asia Bervariasi, Data China Kembali Jadi Fokus
Saham Asia bergerak variatif setelah koreksi Wall Street di tengah minimnya perkembangan ekonomi dan masih adanya isu geopolitik. Selain itu, pasar juga sedang menunggu data ekonomi China.
Indeks MSCI Asia Pasifik melemah 0,1%, bergerak fluktuatif. Indeks Nikkei masih flat setelah melemah 0,3%. Indeks Kospi menguat 0,2%, didukung saham Samsung dan Kia Motors. Indeks Australia melemah 0,2%. Indeks Singapura STI melorot 0,15%. Indeks Hang Seng dibuka flat. Wall Street berakhir di zona merah, dengan indeks S&P 500 melemah 0,16%.
Pada dasarnya saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, terutama di AS, di mana indeks utama sudah mencetak rekor beberapa kali sepanjang tahun ini. Memang, seiring pemulihan ekonomi dunia, prospek saham tetap bullish. Namun kondisi harga yang tinggi membuat koreksi tak terelakkan suatu saat. Para investor sepertinya masih wait-and-see, terutama soal isu geopolitik di Ukraina dan Timur Tengah.
Untuk saat ini, karena belum ada berita yang mengguncangkan, pergerakan saham lebih cenderung konsolidatif. Nanti malam ada data penjualan ritel AS dan pidato dari pejabat the Fed, yaitu William Dudley dan Eric Rosengren.
Kondisi di regional juga tidak jauh berbeda, dengan perkembangan ekonomi China sebagai isu utama. Pasar sedang menunggu beberapa data China hari ini, yaitu output industri, penjualan ritel dan investasi aset tetap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar