BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

Minggu, 26 Januari 2014

Daily News

Ini Syarat Baru Bagi Perusahaan yang Mau Melantai di Bursa Saham

detikfinance



Jakarta -Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya menerbitkan aturan baru batasan saham yang beredar di publik (free float) baik untuk calon perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) maupun yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI (emiten).

Aturan yang tertuang dalam Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014 ini diterbitkan pada 20 Januari 2014 dan akan mulai diberlakukan pada 30 Januari 2014.

Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, peraturan ini dikeluarkan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas emiten atau perusahaan tercatat serta meningkatkan likuiditas saham emiten di pasar modal.

"Peraturan terakhir dibuat 2004, sehingga tentunya ada perubahan. Aturan ini mudah-mudahan semakin baik untuk pasar modal Indonesia," ujar Ito saat acara Sosialisasi Surat Keputusan Direksi BEI No: Kep-00001/BEI/01-2014 Perihal Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (27/1/2014).

Ito menyebutkan, salah satu pokok perubahan dalam perubahan tersebut adalah ketentuan mengenai jumlah saham yang beredar di publik (free float).

Untuk perusahaan yang baru akan IPO, jumlah saham yang harus dilepas ke publik mengacu pada besaran ekuitas. Calon emiten dengan ekuitas hingga Rp 500 miliar, minimal harus melepas saham ke publik sebanyak 20%.

Sementara emiten dengan ekuitas antara Rp 500 miliar hingga Rp 2 triliun, minimal pelepasan sahamnya 15%. Sedangkan calon emiten dengan ekuitas di atas Rp 2 triliun, bisa melepas 10%

Selain itu, Perubahan Peraturan Nomor 1-A tersebut memuat pula beberapa ketentuan baru (continous obligation) bagi perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI. 

Aturannya, saham yang beredar atau free float bagi emiten ini minimal 50 juta saham dan minimal 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor, jumlah pemegang saham minimal 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek di Anggota Bursa Efek, memiliki Komisaris Independen minimal 30% dari Anggota Dewan Komisaris, memiliki 1 Direktur Independen, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Unit Internal Audit.

Peraturan tersebut juga menetapkan beberapa masa transisi. Bagi perusahaan yang telah mengajukan permohonan pencatatan efeknya ke Bursa (calon emiten) paling lambat pada tanggal diberlakukannya keputusan ini, maka ketentuan mengenai free float dan jumlah pemegang saham tetap mengacu pada Peraturan Nomor 1-A Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-305/BEJ/07-2004.

Sedangkan bagi perusahaan tercatat, ketentuan mengenai free float dan jumlah pemegang saham wajib dipenuhi dalam jangka waktu paling lambat 24 bulan sejak diberlakukan sejak keputusan ini.

Ketentuan mengenai pemenuhan masa jabatan Komisaris Independen dan Direktur Independen paling banyak 2 periode berturut-turut, wajib dipenuhi dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan terhitung sejak diberlakukan keputusan ini.

"Biaya pencatatan tahunan wajib dipenuhi mulai tanggal 1 Januari 2015," kata Ito.

Daily News

Aksi Jual Masif Bikin IHSG Terjun ke 4.200

Angga Aliya - detikfinance



Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena aksi jual masif sehingga menukik tajam sampai sempat balik ke level 4.200. Banyak sekali sentimen negatif yang beredar di pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 12.185 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 12.175 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG anjlok 79,609 poin (1,79%) ke level 4.357,734. Sedangkan Indeks LQ45 terjun 20,517 poin (2,75%) ke level 726,521.

Mengawali perdagangan awal pekan, Senin (27/1/2014), IHSG dibuka terjun bebas 149,292 poin (3,36%) ke level 4.288,051. Indeks LQ45 dibuka menukik tajam 32,234 poin (4,31%) ke level 714,002.

Saham-saham berkapitalisasi besar langsung jadi sasaran aksi jual. Sentimen negatif dari pasar global dan regional membuat investor melepas saham.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terpangkas 119,475 poin (2,69%) ke level 4.317,456. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 25,570 poin (3,42%) ke level 721,571.

Akhir pekan lalu IHSG jatuh 58 poin terkena aksi ambil untung yag didominasi investor asing. Dana asing sekitar Rp 300 miliar keluar dari lantai bursa akhir pekan ini.

Saham-saham di bursa Wall Street AS jatuh hingga 2% lebih pada perdagangan Jumat. Kondisi ini didorong oleh kekhawatiran perkembangan ekonomi di negara berkembang dan kekecewaan terhadap kinerja perusahaan di AS.

Neraca perdagangan Jepang mengalami rekor defisit senilai US$ 112 miliar di 2013, tertinggi sejak 1979. Ditambah dengan Wall Street yang juga anjlok, bursa-bursa di Asia pun berguguran.

Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:

  • Indeks Hang Seng anjlok 525,97 poin (2,34%) ke level 21.924,09.
  • Indeks Nikkei 225 terjun 429,70 poin (2,77%) ke level 14.961,86.
  • Indeks Straits Times amblas 45,14 poin (1,47%) ke level 3.030,85.
  • Indeks KOSPI melemah 34,38 poin (1,77%) ke level 1.906,18.



Minggu, 19 Januari 2014

Daily News


• Market Prediction 



Pada perdagangan Jumat (17/1) Indeks Dow Jones ditutup naik 
41,55 poin (+0,25%) ke 16.458,56 di tengah Wall Street 
mengurangi prospek dari United Parcel Service dan pendapatan 
dari perusahaan-perusahaan seperti General Electric dan 
Morgan Stanley. Minyak light sweet diperdagangkan di level 
US$94 per barel di New York di tengah penantian data industri 
China untuk bulan lalu. IHSG Jumat lalu (17/1) ditutup turun 0.26 
poin (-0.01%) ke 4,412.23 dengan asing tercatat melakukan net 
sell di pasar reguler sebesar Rp57 miliar dengan saham yang 
paling banyak dibeli a.l. ASII, AALI, BBCA, INDF, dan LSIP. Mata 
uang Rupiah terapresiasi 12.091 per Dollar AS. Secara teknikal, 
penurunan tipis pada Jumat lalu merupakan fase konsolidasi dari 
IHSG yang sedang berlangsung, jika dilihat dari perdagangan 
intraday pada Jumat lalu, terlihat bahwa pada akhir sesi penutupan 
IHSG mengalami profit taking. Tahap konsolidasi ini masih 
berpeluang berlanjut namun sudah sangat terbatas.Pada 
perdagangan hari ini (20/1), kami melihat peluang perdagangan 
menguat terbatas dengan kecenderungan mixed dan 
rekomendasi kami adalah Buy on Weakness dan IHSG 
diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.377-4.459 dengan 
saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. BBRI, PTBA dan 
WSKT. 



Daily News

OJK Bakal 'Amankan' 13.000 Aset Investor yang Terlantar di KSEI

Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance

Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini tengah mencari cara untuk bisa ‘mengamankan’ banyaknya aset investor yang terlantar di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dalam catatan KSEI, sedikitnya ada sekitar 13.000 sub rekening yang memiliki aset terlantar. 

Aset terlantar (unclaimed assets) tersebut berasal dari emiten yang sahamnya sudah delisting dan sudah tidak beroperasi lagi. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengungkapkan, pihaknya telah melakukan Focus Group Discuss (FGD) dengan otoritas terkait soal dana ‘tak bertuan’ ini. Dalam pertemuan tersebut, pihaknya sepakat untuk membentuk satu tim guna mencari solusi atas persoalan ini.

“Itu kita nanti melakukan Focus Group Discuss (FGD) untuk mengikat apa yang bisa dilakukan terhadap aset yang terlantar dalam artian bahwa tercatat dalam KSEI tapi kemudian pada waktu pemiliknya dihubungi mereka tidak bisa dihubungi, nah kemarin ada FGD mengundang pakar-pakar hukum terkait dengan hal tersebut yang disepakati adalah kemudian membentuk tim kecil,” ungkap Nurhaida seperti dikutip Senin (20/1/2014).

Dia menjelaskan, bentukan tim ini nantinya akan mengkaji terkait ketentuan hukum atas aset terlantar ini. Hal ini untuk mencegah adanya masalah di kemudian hari jika ternyata si pemilik aset meminta haknya.

“Tim kecil ini yang secara jelas mengkaji, hukumnya seperti apa bagaimana perlakuannya, karena kemungkinan suatu saat muncul pemiliknya dan mereka membawa bukti-bukti jika mereka memilki aset itu, sekarang sedang dikaji, secara legal seperti apa penanganannya dan itu belum selesai,” terang dia.

Dalam catatan KSEI, ada 38 saham perusahaan yang delisting dan tidak beroperasi. Emiten-emiten tersebut sudah tidak dapat dihubungi, sehingga saham tidak dapat ditransaksikan maupun dikonversikan ke dalam bentuk warkat. Peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini tidak cukup dan memadai untuk menangani permasalahan tersebut. 

Aset terlantar atau aset tak bertuan merupakan aset berupa efek atau dana milik nasabah pemegang rekening KSEI, perusahaan efek dan bank kustodian, yang tidak diklaim oleh nasabah. Ini terjadi karena perusahaan efek atau bank kustodian sudah tidak dapat menghubungi nasabahnya.
Padahal, nasabah yang bersangkutan masih memiliki aset yang dititipkan di KSEI. Hal ini semakin rumit ketika perusahaan efek atau bank kustodian yang menyimpan aset investor itu dibubarkan. Maka akan terjadi pengalihan kewajiban penyimpanan aset nasabah dari perusahaan efek atau bank kustodian.

KSEI akan menyimpan aset-aset tersebut dalam suatu rekening tampungan. Selain itu, aset terlantar juga bisa timbul akibat emiten atau penerbit efek tidak memberikan informasi mengenai status dan perubahan identitas perusahaannya. Seperti, alamat, pengurus, dan identitas lainnya.

Hal ini yang membuat KSEI terhambat dalam melakukan kegiatan administrasi efek. Padahal KSEI bertangungjawab untuk melindungi kepentingan investor sebagai pemegang efek.

Sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP), KSEI menyimpan seluruh efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia melalui mekanisme penitipan kolektif. KSEI juga melaksanakan penyelesaian transaksi efek dengan mekanisme pemindahbukuan.

Oleh karena itu, KSEI menggelar forum group discussion (FGD) untuk mencari solusi mengenai permasalahan ini. FGD tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahkamah Agung (MA), Balai Harta Peninggalan - Kementerian Hukum dan HAM, Self Regulatory Organization (PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan KSEI).

Hadir pula perwakilan dari Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal Indonesia serta asosiasi-asosiasi yang terdapat di pasar modal. Hingga kini, FGD masih berlangsung.

Daily News

IHSG 'Merah' di Awal Pekan

Angga Aliya - detikfinance

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kena koreksi lagi di awal pekan meski tidak sedalam perdagangan sebelumnya. Investor lakukan aksi tunggu sampai situasi ekonomi membaik.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 12.090 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 12.080 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG menipis 4,202 poin (0,10%) ke level 4.408,026. Sedangkan Indeks LQ45 turun tipis 1,083 poin (0,15%) ke level 744,357. 

Membuka perdagangan awal pekan, Senin (20/1/2014), IHSG berkurang 1,637 poin (0,04%) ke level 4.410,635. Indeks LQ45 melemah tipis 1,083 poin (0,15%) ke level 744,257.

Sentimen banjir dan ombak tinggi yang terjadi di beberapa wilayah nusantara juga jadi sentimen negatif karena kegiatan operasional emiten bisa terganggu. Indeks bergerak dalam rentang yang tipis.

Hingga pukul 0.05 waktu JATS, IHSG naik tipis 7,042 poin (0,16%) ke level 4.419,270. Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 0,700 poin (0,09%) ke level 746,040.

Akhir pekan lalu IHSG menutup perdagangan dengan stagnan setelah sempat bergerak fluktuatif. Aksi ambil untung yang terjadi menghambat penguatan indeks.

Saham-saham di Wall Street menutup pekan lalu dengan rata-rata melemah gara-gara dibebani saham Intel dan General Electric. Saham dua perusahaan raksasa di AS amblas setelah keduanya melaporkan kinerja yang buruk.

Bursa-bursa di Asia rata-rata bergerak di zona merah pagi hari ini. Kinerja emiten global yang kurang kinclong membuat pelaku pasar Asia menahan transaksi.
(ang/ang) 

Daily News

Ini Komentar OJK Soal Pajak Merger SCTV-Indosiar

Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance

Jakarta -Rencana merger induk SCTV, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dengan induk Indosiar, PT Indosiar Karya Mandiri Tbk (IDKM) masih terhadang Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak). Atas hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut angkat bicara.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida menilai, setiap aksi korporasi yang dilakukan perusahaan harus sejalan dengan segala peraturan yang ada baik di pasar modal sebagai lembaga yang menaungi perusahaan tercatat maupun Ditjen Pajak yang mengurusi soal pajak perusahaan bersangkutan.

“Semua kan corporate action jadi harus mengikuti semua ketentuan yang ada ya termasuk ketentuan di pasar modal. Oleh karena itu pada saat sekarang yang terlihat itu adalah belum ada kesesuaian. Kita lihat saja perkembangannya seperti apa sebagaimana kita ketahui bahwa oleh emitennya mereka sudah mengajukan ke pengadilan pajak ya. Tapi kita tentu lihat akan seperti apa,” terang dia di Jakarta seperti dikutip Senin (20/1/2014).

Menurutnya, pihak OJK tidak bisa memberikan pandangan yang lebih jauh dalam kasus ini. Terkait nilai buku yang diajukan perseroan dalam permohonan kepada Ditjen Pajak, Nurhaida enggan memberikan keterangan lebih detil.

“Itu kewenangan perpajakan ya lebih baik ditanyakan ke Ditjen Pajak. Itu bukan otoritas kita, kalau OJK kan terkait dengan ketentuan-ketentuan pasar modal,nah, kemudian masalah perpajakan otoritasnya ada di Ditjen Pajak yang punya kewenangan soal itu,” cetusnya.

Perlu diketahui, sampai saat ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak belum merestui merger antara PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dengan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), karena alasan pelaporan nilai transaksi mergernya.

Tertanggal 13 Desember 2013 lalu, Ditjen Pajak memutuskan untuk menolak penggunaan penghitungan nilai buku aset yang menjadi dasar merger SCMA dan IDKM.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Kismantoro Petrus mengatakan, pihak Ditjen pajak menolak merger dengan menggunakan nilai buku.

"Itu tetap merger boleh, tapi menggunakan nilai pasar. Yang mana kalau menggunakan nilai pasar ada angka pajak yang harus dibayar. Jadi dispute-nya di situ, bukan tidak boleh merger. Nilai buku itu ada yang melakukan sesuatu tidak memenuhi prasyarat. Prasyarat yang ditetapkan. Karena menurut UU itu nilai buku itu tidak ada. Yang ada nilai pasar, harga pasar. Tapi supaya ekonominya barangkali lebih stabil ini diperkenankan tapi tidak boleh untuk mengurangi pajak dan sebagainya," ujar Kismantoro pekan lalu.

Menurut Kismantoro, dalam peraturan menteri keuangan, merger harus menggunakan nilai pasar agar proses merger tidak dimanfaatkan untuk menghindari pembayaran pajak. Kepala Kanwil Pajak yang menangani proses merger SCTV dan Indosiar ini menilai transaksi merger tersebut tidak memenuhi syarat karena menggunakan nilai buku.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, pada 19 Februari 2013, SCMA dan IDKM telah mengumumkan rencana penggabungan usaha.

Persetujuan dari para pemegang saham diperoleh pada RUPSLB dari kedua perusahaan yang masing-masing diselenggarakan pada tanggal 5 April 2013 di mana pada setiap RUPSLB tersebut, 99,9% dari pemegang saham yang hadir memberikan persetujuan terhadap rencana penggabungan usaha.

Direktur Utama SCMA Sutanto Hartono mengatakan, perseroan telah menerima surat efektif dari OJK perihal penggabungan itu dan telah menerima persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas penggabungan usaha pada 19 April 2013.

Sesuai dengan persetujuan tersebut, penggabungan usaha berlaku efektif terhitung sejak 1 Mei 2013. Berdasarkan itu, penggabungan usaha direncanakan dilakukan dengan menggunakan nilai buku sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak dan Surat Edaran Dirjen Pajak.

Permohonan nilai buku tersebut diajukan oleh SCMA kepada Direktorat Jenderal Pajak melalui kantor wilayah khusus pada tanggal 25 Oktober 2013 dengan melampirkan seluruh dokumen yang disyaratkan.

Permohonan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan usaha harus dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal efektif penggabungan usaha.

Jumat, 17 Januari 2014

Daily News

2 Bulan Terakhir Elang Mahkota Jual Saham Induk SCTV Rp 300 Miliar

Angga Aliya - detikfinance



Jakarta -PT Elang Mahkota Tbk (EMTK) sepertinya sudah memperhitungkan harus membayar pajak lebih tinggi atas merger dua anak usahanya, yaitu PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Indosiar Karya Mandiri (IDKM). Perseroan sudah beberapa kali melakukan penjualan saham SCMA ke pasar demi dana segar.

Emiten berkode EMTK ini sudah mengumumkan penjualan saham anak usahanya ini beberapa kali di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam laporannya itu, penjualan saham SCMA sudah dilakukan dalam periode November-Desember 2013.

"Tujuan dari transaksi ini adalah untuk memperoleh dana untuk keperluan umum perseroan," kata Menurut Sekretaris Perusahaan EMTK Monika I Krisnamurti, dalam keterangan tertulis, Jumat (17/1/2014).

Pada 8 November 2013, EMTK menjual 350.000 lembar saham SCMA dengan harga rata-rata Rp 2.800 per saham dan berhasil meraup Rp 980 juta. Ini bukan satu-satunya penjualan saham SCMA yang dilakukan perseroan di bulan November.

Pada periode 14-21 November 2013, EMTK beberapa kali menjual saham SCMA dengan total 36,98 juta lembar saham. Harga eksekusi dipatok Rp 2.744,5 per saham, dengan demikian atas penjualan ini EMTK mendapat dana segar Rp 101,49 miliar. 

Perseroan kembali menjual saham SCMA pada periode 22-29 November 2013. Sebanyak 67,63 juta saham SCMA dilepas EMTK pada periode tersebut. Dana yang diraih cukup besar yaitu 188,87 miliar. 

Penjualan saham pun berlanjut ke bulan berikutnya. Perseroan kembali melepas saham SCMA ke pasar selama dua hari yaitu 3-4 Desember 2013. Jumlah saham yang dijual 4,68 juta lembar, membuat EMTK mengantongi dana segar Rp 13,08 miliar.

Selama dua bulan itu, induk usaha stasiun televisi SCTV tersebut sudah mengantongi total dana sekitar Rp 304,42 miliar. 

Seperti diketahui, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak belum merestui merger antara SCMA dengan IDKM karena alasan pelaporan nilai transaksi mergernya. Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Kismantoro Petrus mengatakan, pihak Ditjen pajak menolak merger dengan menggunakan nilai buku tetapi harus menggunakan nilai pasar. 

Dengan demikian ada potensi EMTK sebagai induk harus membayar pajak lebih tinggi dari hitungan sebelumnya. Maka dari itu masuk akal jika EMTK sudah mulai mencari dana tambahan demi memuluskan rencana merger anak usahanya tersebut.
(ang/dnl) 

Daily News

Incar Rp 15 Triliun, ADHI Bangun 5 Hotel dari Bekasi Sampai Medan

Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance



Jakarta -PT Adhi Karya Tbk (ADHI) terus menggenjot kenaikan pendapatan di tahun ini dengan target mencapai Rp 15 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dari total pendapatan perseroan di tahun 2013 yang hanya Rp 10 triliun.

Kenaikan pendapatan ini juga dibarengi dengan target naiknya laba bersih tahun ini yang ditargetkan bisa di angka Rp 600 miliar atau lebih tinggi dari perolehan laba bersih di tahun 2013 yang hanya Rp 407 miliar.

Direktur Utama Kiswodarmawan mengatakan, untuk mencapai target pendapatan tersebut, perseroan saat ini tengah menggarap beberapa proyek, diantaranya pembangunan 5 hotel yang tersebar di Blok M, Bekasi, Semarang, Surabaya, dan Medan.

"Kita lagi bangun beberapa proyek tahun ini. Ada juga yang bisa beroperasi tahun ini," ujar Kiswo kepada detikFinance di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (17/1/2014).

Kiswo menyebutkan, untuk pembangunan 5 hotel tersebut, perseroan telah merogoh kocek sedikitnya Rp 150 miliar untuk masing-masing hotel. Dananya 30% diambil dari kas perseroan, sementara 70% diperoleh dari pinjaman perbankan.

"Investasi per hotel Rp 150 miliar, 30 persen kas, sisanya perbankan 70 persen, ada dari beberapa perbankan salah satunya Mandiri," ujar dia.

Dia merinci, untuk pembangunan hotel di Blok M, perseroan telah menyediakan lahan seluas 4000 meter persegi. Hotel bintang 4 ini dinamai Grand Dhika dengan jumlah kamar 253 unit.
"Blok M sudah jalan. Sedang konstruksi, investasi sendiri. Bintang 4 ada meeting room, function room, kira-kira soft launching Desember 2014, langsung operasi," jelasnya.

Sementara untuk hotel Grand Dhika di Medan baru akan digarap di awal tahun 2015. Hotel bintang 3 ini nantinya akan punya kamar sedikitnya 170 unit.

"Medan lagi preparation lokasi, ini pakai tanah yang ex kantor Adhi Karya," ucapnya.

Sedangkan untuk Hotel Grand Dhika di Semarang akan dibangun sedikitnya 120 kamar dengan luas lahan 2.500 meter persegi. Perseroan juga tengah merampungkan pembangunan hotel bintang 3 di Bekasi dengan sedikitnya 150 kamar.

"Lagi tahap konstruksi. Ini mixed use," kata Kiswo.

Selain itu, perseroan juga punya lahan seluas 1,6 hektar di daerah Surabaya. Dari luasan lahan itu, sekitar 4.000 meter persegi akan digunakan untuk pembangunan hotel dengan 250 kamar.

"Surabaya dibangun setelah program hotel-hotel tadi selesai, ini hotel bintang 4," pungkasnya.

Kamis, 16 Januari 2014

Daily News

Ini Tanggapan Pertamina Soal Rencana Caplok PGN

Rista Rama Dhany - detikfinance


Jakarta -Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini sedang mengkaji rencana akuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN/PGAS) oleh PT Pertamina (Persero). Apa tanggapan Pertamina terkait rencana tersebut?

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil kajian yang dilakukan oleh dua perusahaan atas permintaan Kementerian BUMN. Dua perusahaan tersebut adalah PT Danareksa dan PT Bahana.

"Jadi kami tunggu dulu hasil kajiannya, kami tidak ingin buru-buru menanggapi wacana tersebut," kata Ali dihubungi detikFinance, Jumat (17/1/2014).

Namun rencana pengabungan dua BUMN ini diyakini Ali akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi negara dan rakyat Indonesia.

"Pak Dahlan (Iskan, Menteri BUMN) kemarin sudah membuka konferensi pers dengan sangat baik, yakni ingin ada BUMN di sektor energi yang kuat, jika kuat tentu akan sangat baik bagi negara, dan tentunya akan memberikan manfaat besar bagi rakyat, salah satunya akan makin banyak efisiensi, harga energi terutama gas akan makin murah dan makin banyak dinikmati warga negara," tutupnya.

(rrd/ang) 

Daily News




Daily News 
• Market Prediction 




Pada perdagangan Kamis (16/1) Indeks Dow Jones ditutup turun 
64,93 poin (-0,39%) ke 16.417,01 di tengah penurunan saham 
Best Buy Co. yang signifikan dan pengukuran hasil kinerja 
perusahaan seperti Goldman Sachs Group dan Citigroup oleh 
Wall Street. Minyak light sweet diperdagangkan di level US$94 
per barel di New York di tengah rilisnya data-data yang 
menunjukkan perbaikan ekonomi AS. IHSG kemarin (16/1) 
ditutup turun 29,11 poin (-0,66%) ke 4.412,49 dengan asing 
tercatat melakukan net buy di pasar reguler sebesar Rp110 
miliar dengan saham yang paling banyak dibeli a.l. BMRI, JSMR, 
LPKR, GGRM, dan TLKM. Mata uang Rupiah terdepresiasi 12,125 
per Dollar AS. Secara teknikal, penurunan pada hari ini 
merupakan koreksi sehat setelah mengalami kenaikan selama 
tiga hari berturut-turut, jika dilihat dari perdagangan intraday 
pada hari ini maka akan jelas terlihat bahwa pada sesi pertama, 
penurunan sangat tajam, namun pada sesi ke dua perdagangan 
hari ini penurunan mulai terbatas. Namun tahap konsolidasi 
masih akan terus berlanjut hingga esok hari. Pada perdagangan 
hari ini (17/1), kami melihat peluang perdagangan masih turun 
dengan kecenderungan mixed dan rekomendasi kami adalah Buy 
on Weakness dan IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 
4.377-4.591 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. 
BHIT, MLPL dan PTPP. 



Daily News

IHSG Gugur Bersama Bursa-bursa Regional

Angga Aliya - detikfinance



Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menipis 4 poin dan melemah bersama bursa-bursa regional. Sentimen negatif datang dari bursa global ditambah posisi IHSG yang sudah cukup tinggi.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 12.120 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.115 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG menipis 4,123 poin (0,09%) ke level 4.408,366. Sedangkan Indeks LQ45 berkurang 1,063 poin (0,14%) ke level 745,322.

Membuka perdagangan akhir pekan, Jumat (17/1/2014), IHSG terpangkas 4,492 poin (0,10%) ke level 4.407,997. Indeks LQ45 terkoreksi 1,752 poin (0,23%) ke level 744,633.

Indeks masih bergerak dalam rentang yang tipis meski terus melemah. Aksi beli di saham-saham unggulan masih berusaha menahan indeks tidak jatuh terlalu dalam.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG melemah 9,519 poin (0,22%) ke level 4.402,970. Sementara Indeks LQ45 turun 2,430 poin (0,33%) ke level 743,955.

Kemarin IHSG mengakhiri reli tiga hari dengan koreksi 29 poin. Aksi ambil untung terjadi mengingat posisi indeks yang sudah naik cukup tinggi.
Semalam Indeks Dow Jones dan S&P 500 di Wall Street terkena koreksi setelah ada beberapa bank melaporkan kinerja keuangan yang mengecewakan. S&P 500 pun menjauh dari posisi rekornya kemarin.

Bursa-bursa regional kompak terjebak di zona merah pagi hari ini setelah dapat sentimen negatif dari bursa global. Tak satu pun pasar saham regional berhasil menguat.

Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:

  • Indeks Komposit Shanghai turun 7,27 poin (0,36%) ke level 2.016,43.  
  • Indeks Hang Seng melemah 107,55 poin (0,47%) ke level 22.878,86.  
  • Indeks Nikkei 225 berkurang 76,06 poin (0,48%) ke level 15.671,14.  
  • Indeks Straits Times terpangkas 16,29 poin (0,52%) ke level 3.124,15.

Rabu, 15 Januari 2014

Daily News

Listing Perdana

3 Saham Emiten Baru Ini Kompak 'Menghijau' Meski Pasar Negatif

Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance

Jakarta - Pagi ini Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan tiga tamu pendatang baru. Bagaimana pergerakan sahamnya saat pencatatan perdana?

Saham ketiganya berhasil menguat meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak negatif. Berikut ini pergerakannya.

PT Bank Ina Perdana (BINA)

Saham PT Bank Ina Perdana (BINA) pada perdagangan perdananya dibuka naik di harga Rp 260 per saham dari harga saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 240 per saham dengan nilai nominal Rp 100.

Saham ini sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 270 per saham dan terendah di angka Rp 255 per saham.

Bank Ina Perdana menawarkan sahamnya ke publik sebanyak 520 juta saham atau sebesar 24,76% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum. Dari IPO ini Bank Ina memperoleh dana segar sekitar Rp124,80 miliar.

Direktur Utama Bank Ina Edy Kuntardjo mengatakan, listing perdana hari ini merupakan hal yang penting bagi perseroan. Dengan dicatatkannya saham perseron akan meningkatkan kualitas manajemen.

"Penggunaan dana Rp 124,8 miliar akan digunakan untuk ekspansi kredit 2014-2015 juga untuk permodalan kategori BUKU II," kata dia saat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Bank Ina merupakan emiten kedua di tahun ini yang mencatatkan sahamnya setelah PT Panin Bank Syariah Tbk (PNBS).


PT Asuransi Mitra Maparya (ASMI)

Saham PT Asuransi Mitra Maparya (ASMI) pada perdagangan perdananya dibuka naik di level Rp 319 per saham dari harga saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 270 per saham.

Saham ini sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 325 per saham dan terendahnya di angka Rp 280 per saham.

Presiden Direktur Asuransi Mitra Maparya Joseph D Angkasa mengatakan, pencatatan saham ini bertujuan bukan hanya untuk memperkuat struktur permodalan tetapi juga untuk mendorong pengembangan kapasitas perusahaan dalam rangka merespon sejumlah pengembangan bisnis yang menjanjikan.

"Indonesia adalah pasar yang menjanjikan dengan penetrasi yang rendah sehingga penting bagi kami untuk memperluas jaringan pemasaran," kata dia saat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Perseroan melepas sebanyak 402,78 juta saham dengan perolehan dana tunai sebesar Rp 108,75 miliar. Alokasi penggunaan dana hasil IPO ini terdiri dari 65% akan digunakan untuk perluasan jaringan pemasaran, 15% akan digunakan untuk peningkatan teknologi komunikasi informasi, 10% untuk peningkatan pembinaan SDM dan sisanya 10% setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk promosi marekting.

Emiten yang bergerak di jasa asuransi ini merupakan emiten ketiga yang mencatatkan sahamnya di tahun ini setelah PT Panin Bank Syariah Tbk (PNBS) dan PT Bank Ina Perdana (BINA).


PT Capitol Nusantara Indonesia (CANI)

Satu emiten lagi, saham PT Capitol Nusantara Indonesia (CANI) pada perdagangan perdananya dibuka naik di harga Rp 250 per saham dari harga perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 200 dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Saham ini sempat menyentuh level tertingginya di angka Rp 263 per saham dan terendahnya Rp 227 per saham.

"Di awal tahun ini kami menjadi perusahaan terbuka. Ini kado istimewa di awal tahun ini untuk bisa berkembang dan menjadi nilai tambah perusahaan," kata Direktur Capitol Nusantara Indonesia Suta Wijaya saat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Emiten yang bergerak di jasa sewa kapal dan pengangkutan laut ini melepas sebanyak 208,36 juta saham ke publik atau 25% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dengan begitu, perseroan akan meraih dana hasil IPO sebesar Rp 41,67 miliar.

Capitol Nusantara merupakan emiten ke-4 yang mencatatkan sahamnya tahun ini setelah PT Panin Bank Syariah Tbk (PNBS), PT Bank Ina Perdana (BINA), dan PT Asuransi Mitra Maparya (ASMI).


Daily News

Marak Sentimen Positif, IHSG Tumbuh 13 Poin

Angga Aliya - detikfinance


Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 13 poin lanjutkan penguatan yang sudah terjadi tiga hari berturut-turut. Maraknya sentimen positif membuat investor makin pede berburu saham.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 12.099 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.080 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG naik 13,951 poin (0,31%) ke level 4.455,545. Sedangkan Indeks LQ45 menguat 3,595 poin (0,48%) ke level 756,056.

Mengawali perdagangan, Kamis (16/1/2014), IHSG dibuka bertambah 9,187 poin (0,21%) ke level 4.450,781. Indeks LQ45 dibuka tumbuh 2,026 poin (0,27%) ke level 754,414.

Penguatan IHSG tidak terlalu tinggi karena ditahan oleh aksi ambil untung. Beberapa saham yang sudah naik tinggi jadi sasaran aksi jual investor.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG naik tipis 1,963 poin (0,04%) ke level 4.443,557. Sementara Indeks LQ45 bertambah 0,151 poin (0,02%) ke level 752,612.

Kemarin IHSG tetap berada di teritori positif dan mampu lompat 50 poin. IHSG mendapat dorongan positif, terutama datang dari luar negeri. 


Semalam Wall Street berakhir positif, dengan Indeks S&P 500 menanjak hingga tembus rekor tertinggi. Kinerja perbankan yang solid memberi sinyal bahwa ekonomi AS tumbuh dengan baik.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini rata-rata positif, hanya bursa China yang terjebak di zona merah. Revisi pertumbuhan ekonomi dunia oleh Bank Dunia masih jadi sentimen positif.

Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:

  • Indeks Komposit Shanghai turun 2,57 poin (0,13%) ke level 2.020,78.  
  • Indeks Hang Seng naik 37,93 poin (0,17%) ke level 22.939,93.  
  • Indeks Nikkei 225 menguat 69,59 poin (0,44%) ke level 15.878,32.  
  • Indeks Straits Times naik tipis 0,53 poin (0,03%) ke level 3.143,78.