BEST OFFER EVER

Fee Buy-Sell: 0,15%-0,25% sampai dengan 0,08%-0,18% minimum deposit 10 JUTA RUPIAH

Minggu, 12 Januari 2014

Daily News

Bakrie Bisa Investasi di Path Rp 304 Miliar, Bagaimana dengan Utang-utangnya?

Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance

 Jakarta -Grup Bakrie melakukan investasi dengan menanam modal ke situs jejaring sosial Path asal Amerika Serikat (AS) senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 304 miliar. Aksi Bakrie tersebut mengundang sejumlah pertanyaan. Bagaimana dengan nasib utang-utang Grup Bakrie yang masih menggunung?

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, aksi Grup Bakrie tersebut dinilai sebagai upaya perseroan untuk memberikan sentimen positif ke pasar.

Dengan penanaman modal tersebut, pasar menilai jika Grup Bakrie masih punya pendanaan untuk mengembangkan bisnis perseroan di segala bidang termasuk Path.

"Nilai investasinya lumayan besar. Nanti yang akan dipertanyakan, bagaimana pendanaan tersebut? Dari mana uangnya? Kalau berinvestasi artinya Bakrie punya uang, kenapa nggak bayar utang dulu?," ujar Reza kepadadetikFinance, Senin (13/1/2014).

Menurut Reza, Grup Bakrie melihat potensi keuntungan besar terhadap Path sebagai perusahaan yang punya pasar cukup menjanjikan di Indonesia.

"Mereka menangkap peluang di sini. Mereka melihat sesuatu yang menghasilkan keuntungan di Path, akan ada nilai tambah dibandingkan membayar utang," terang dia.

Reza menambahkan, investasi Grup Bakrie di Path tersebut belum bisa dikatakan sebagai pengaruh besar terhadap pasar Path di Indonesia.

"Kita lihat bagaimana pola investasi mereka ke Path. Berapa persentase saham yang dia beli, kalau bukan mayoritas atau pengendali ya nggak akan pengaruh juga," tandasnya.

Perlu diketahui, salah satu anak usaha Grup Bakrei, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih punya utang US$ 430 juta kepada China Investment Corporation (CIC) dari total utangnya senilai US$ 1,787 miliar.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Jumat (10/1/2014) di Jakarta, perseroan baru akan melunasi utang-utangnya lewat penjualan saham anak perusahaannya. 

Pemegang saham BUMI setuju pembayaran utang dilakukan dengan menjual saham anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 19% atau setara US$ 950 juta dan menjual saham BRMS sebesar 42% atau setara US$ 257 juta, sisa utang US$ 430 juta rencananya perseroan akan menarik utang baru kepada CIC dengan bunga yang lebih murah.

Hingga kuartal III-2013, perseroan mencatatkan kerugian sebesar US$ 377,5 juta. Angka ini turun 40% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 632,5 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar