Listing Perdana
3 Saham Emiten Baru Ini Kompak 'Menghijau' Meski Pasar Negatif
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Jakarta - Pagi ini Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan tiga tamu pendatang baru. Bagaimana pergerakan sahamnya saat pencatatan perdana?
Saham ketiganya berhasil menguat meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak negatif. Berikut ini pergerakannya.
Saham ketiganya berhasil menguat meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak negatif. Berikut ini pergerakannya.
PT Bank Ina Perdana (BINA)
Saham PT Bank Ina Perdana (BINA) pada perdagangan perdananya dibuka naik di harga Rp 260 per saham dari harga saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 240 per saham dengan nilai nominal Rp 100.
Saham ini sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 270 per saham dan terendah di angka Rp 255 per saham.
Bank Ina Perdana menawarkan sahamnya ke publik sebanyak 520 juta saham atau sebesar 24,76% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum. Dari IPO ini Bank Ina memperoleh dana segar sekitar Rp124,80 miliar.
Direktur Utama Bank Ina Edy Kuntardjo mengatakan, listing perdana hari ini merupakan hal yang penting bagi perseroan. Dengan dicatatkannya saham perseron akan meningkatkan kualitas manajemen.
"Penggunaan dana Rp 124,8 miliar akan digunakan untuk ekspansi kredit 2014-2015 juga untuk permodalan kategori BUKU II," kata dia saat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Bank Ina merupakan emiten kedua di tahun ini yang mencatatkan sahamnya setelah PT Panin Bank Syariah Tbk (PNBS).
Saham ini sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 270 per saham dan terendah di angka Rp 255 per saham.
Bank Ina Perdana menawarkan sahamnya ke publik sebanyak 520 juta saham atau sebesar 24,76% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum. Dari IPO ini Bank Ina memperoleh dana segar sekitar Rp124,80 miliar.
Direktur Utama Bank Ina Edy Kuntardjo mengatakan, listing perdana hari ini merupakan hal yang penting bagi perseroan. Dengan dicatatkannya saham perseron akan meningkatkan kualitas manajemen.
"Penggunaan dana Rp 124,8 miliar akan digunakan untuk ekspansi kredit 2014-2015 juga untuk permodalan kategori BUKU II," kata dia saat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Bank Ina merupakan emiten kedua di tahun ini yang mencatatkan sahamnya setelah PT Panin Bank Syariah Tbk (PNBS).
PT Asuransi Mitra Maparya (ASMI)
Saham PT Asuransi Mitra Maparya (ASMI) pada perdagangan perdananya dibuka naik di level Rp 319 per saham dari harga saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 270 per saham.
Saham ini sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 325 per saham dan terendahnya di angka Rp 280 per saham.
Presiden Direktur Asuransi Mitra Maparya Joseph D Angkasa mengatakan, pencatatan saham ini bertujuan bukan hanya untuk memperkuat struktur permodalan tetapi juga untuk mendorong pengembangan kapasitas perusahaan dalam rangka merespon sejumlah pengembangan bisnis yang menjanjikan.
"Indonesia adalah pasar yang menjanjikan dengan penetrasi yang rendah sehingga penting bagi kami untuk memperluas jaringan pemasaran," kata dia saat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Perseroan melepas sebanyak 402,78 juta saham dengan perolehan dana tunai sebesar Rp 108,75 miliar. Alokasi penggunaan dana hasil IPO ini terdiri dari 65% akan digunakan untuk perluasan jaringan pemasaran, 15% akan digunakan untuk peningkatan teknologi komunikasi informasi, 10% untuk peningkatan pembinaan SDM dan sisanya 10% setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk promosi marekting.
Emiten yang bergerak di jasa asuransi ini merupakan emiten ketiga yang mencatatkan sahamnya di tahun ini setelah PT Panin Bank Syariah Tbk (PNBS) dan PT Bank Ina Perdana (BINA).
Saham ini sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 325 per saham dan terendahnya di angka Rp 280 per saham.
Presiden Direktur Asuransi Mitra Maparya Joseph D Angkasa mengatakan, pencatatan saham ini bertujuan bukan hanya untuk memperkuat struktur permodalan tetapi juga untuk mendorong pengembangan kapasitas perusahaan dalam rangka merespon sejumlah pengembangan bisnis yang menjanjikan.
"Indonesia adalah pasar yang menjanjikan dengan penetrasi yang rendah sehingga penting bagi kami untuk memperluas jaringan pemasaran," kata dia saat pencatatan saham perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Perseroan melepas sebanyak 402,78 juta saham dengan perolehan dana tunai sebesar Rp 108,75 miliar. Alokasi penggunaan dana hasil IPO ini terdiri dari 65% akan digunakan untuk perluasan jaringan pemasaran, 15% akan digunakan untuk peningkatan teknologi komunikasi informasi, 10% untuk peningkatan pembinaan SDM dan sisanya 10% setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk promosi marekting.
Emiten yang bergerak di jasa asuransi ini merupakan emiten ketiga yang mencatatkan sahamnya di tahun ini setelah PT Panin Bank Syariah Tbk (PNBS) dan PT Bank Ina Perdana (BINA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar